Shalom saudaraku!!
Terima kasih anda telah berkunjug di Renungan Harian Online ini. Saya merasa senang sekali apabila bisa berbagi berkat dengan saudara - saudara seiman.
semoga dengan adanya blog saya ini dapat menyejukkan jiwa anda, dan semoga banyak jiwa yang terpulihkan dengan Renungan Harian Online ini.

Salam dalam Nama Yesus.
Senja Nababan

Tuesday, April 21, 2009

~Renungan Harian Selasa, tanggal 21 April 2009

SANG PENGADIL
1 Samuel 8:1-3; 13


Seorang wasit adalah seorang penengah, penentu dan pemimpin suatu pertandingan. Apakah kita pernah memperhatikan beratnya posisi sebagai wasit?? Dalam kaitannya dengan pertandingan, paling tidak ada dua hal yang selalu mengancam keberadaan seorang wasit, yaitu :

Pertama, Ketidaknetralan. Ada dua hal yang menyebabkan seorang wasit bertindak tidak netral, yaitu ketakutan akan terjadinya aniaya dari pihak tuan rumah. Sudah jadi rahasia umum kalau tuan rumah selalu minta di istimewakan dan dibela oleh wasit. Disamping itu, wasir bertindak tidak netral karena uang suap. Dia akan membela pihak yang menyuapnya.

Kedua, tindak kekerasan. Hampir selalu tindak kekerasan terhadap seorang wasit dilakukan oleh pihak yang merasa dirugikan. Sebut saja dua peristiwa berikut ini : Wasit Herman dipukul oleh seorang manager sebuah tim sepak bola basket ketika memimpin pertandingan basket pada tanggal 15 November 2008, Wasit Muzair Usman dikeroyok oleh pemain sepakbola pada saat memimpin pertandingan sepak bola 12 November 2008. Wasit Jusman R. yang menggantikan Muzair juga dikeroyok pemain sepak bola yang sama. Terlepas dari kelemahan wasit, tetapi tindak kekerasan tersebut tentunya membuat miris wasit lainnya.

Meskipun dua ancaman tersebut selalu membayang-bayangi keberadaan wasit, masih ada juga wasit yang jujur, adil dan berani untuk menghadapi setiap kemungkinan pertandingan terjelek sekalipu. Wasit-wasit seperti inilah yang dibutuhkan untuk memimpin sebuah pertandingan yang bukan saja akan menaikkan citra lembaga perwasitan, tetapi juga citra olah raga itu sendiri.

Berbicara mengenai wasit, tidak ada bedanya dengan seorang Hakim, juga untuk setiap orang Kristen, semua harus bertindak Jujur, adil dan berani. Banyak tekanan yang akan dialami ketika seorang hakim bertindak benar. Tetapi, tidak sedikit pula godaan yang harus dihadapinya agar mau bertindak tidak benar, terutama uang suap yang siap diberikan kepadanya. Samuel adalah contoh dari seorang hakim yang jujur, adil dan berani. Samuel tidak mengejar laba, tidak menerima suap dan tidak memutar balikkan keadilan seperti yang dilakukan anak-anaknya. Dia pun berani menegur Saul, yang adalah seorang Raja.

Sekalipun bukan seorang wasit atau hakiim, setiap orang Kristen tetap harus bertindak jujur, adil dan berani. Bisa jadi orang akan marah dan membenci kita ketika kita terang-terangan menyatakan kesalahannya. Atau, ketika kita tidak mau menerima sesuatu untuk tutup mulut atas ketidakbenaran. Juga ketika kita tidak mau berpihak kepadanya karena dia salah. Tetapi resiko yang mungkin akan kita akan kita tanggung itu seharusnya tidak menyurutkan nyali kita untuk tetap bertindak jujur, adil dan berani. Sebab, sesungguhnya Tuhan berkenan kepada kita dan akan membela kita.

DOA
Bapa, kiranya Engkau memampukan aku untuk mengalahkan godaan dan ketakutan untuk bisa bertindak jujur, adil dan berani. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin

KATA BIJAK HARI INI
Allah akan berpihak kepada kita ketika kita tidak berpihak kepada ketidak benaran.

MUTIARA KATA HARI INI
Tak seorangpun bisa menjadi pemimpin yang hebat, bila segalanya dikerjakan seorang diri atau karena ingin mendapatkan pujian.

Sumber Manna Sorgawi edisi April 2009

No comments: